Selasa, 18 Desember 2012


Sekolah dan Bank sebagai Agent of change
Budaya Menabung Remaja

Oleh : Christian Siantar


              Di zaman serba maju di era globalisasi ini tidak jarang kita dapati, gaya hidup remaja yang tidak bijaksana dalam menggunakan uang dengan cenderung hidup boros. Realita yang sering terjadi  adalah remaja sudah memiliki hand phone dengan fitur yang menarik seperti : MP3,MP4, WiFi dan lain-lain tetapi mereka mengantinya dengan smart phone seperti Blackberry dan Android, dengan membeli produk-produk tehnologi terbaru, mereka beralasan supaya tidak dikatakan ndeso. Begitu juga dalam hal mencari tempat makan yang mewah dan ternama dengan menu-menu yang berasal dari luar negeri seperti : KFC, AW,   dan Mc Donald. Remaja tertarik mencari tempat nongkrong kafe-kafe yang diperlengkapi dengan fasilitas WiFi dan musik disko untuk membuat para remaja untuk mengunjunginya, seperti : Carefour, Gama kafe, sekitar daerah JT ( Jogging Track ). Ketika ditanya “Mengapa memilih KFC? Carefour? “ jawaban dari para remaja hanya singkat yaitu untuk mengikuti perkembangan zaman dan agar mendapat predikat anak gaul . Dari dua contoh realitas di atas remaja masakini membawa konsekuensi besarnya pengeluaran sehingga menimbulkan pemborosan.
              Jika dihadapkan pada masa depan remaja, masih banyak biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masa depan seperti dalam studi kuliah, membuka usaha, dan lain-lain. Pertanyaan yang dimunculkan, darimanakah bisa kita peroleh biaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masa depan yang begitu banyak?. Perlunya memiiliki pola pikir yang cerdas dan bijaksana dalam  mengatur keuangan dengan memiliki gaya hidup hemat.

Budaya Menabung
              Budaya menabung ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu tetapi seiring perkembangan zaman budaya ini mulai dilupakan. Tetapi berdasarkan realita di atas masih mampukah kita melangkah menuju masa depan tanpa menabung? Dari pertanyaan tersebut pasti kita akan menjawab bahwa menabung itu menjadi penting dan perlu dijadikan gaya hidup dalam rangka memajukan diri kita menuju masa depan kita. Hal yang akan membuat kita menabung adalah dengan meyakinkan diri kita dengan menjadikan menabung menjadi lifestyle kita sebagai remaja masakini dan dengan menabung tu membuat kita siap menghadapi kebutuhan hidup masa depan.
              Dari angket yang disebarkan didapatkan hasil :
 
Dalam hasil angket diperoleh data 99% remaja setuju budaya menabung itu dimiliki oleh remaja. Sekitar 83% remaja mengetahui bahwa menabung memiliki manfaat bagi hidup mereka dalam memenuhi kabutuhan hidup masa depan. Remaja setuju bahwa menabung perlu dibudayakan  92%, Tapi hasil ini berkebalikan dengan realita bahawa remaja berpendapat setuju bahwa menabung sudah menjadi gaya hidup 55%. maka perlu dibiasakan sikap menabung sehingga akan menjadi gemar menabung, dan  akhirnya menjadi gaya hidup mereka.
Kolaborasi Sekolah dan Bank membudayakan menabung
            Dalam menciptakan gaya hidup menabung diperlukan pihak-pihak terkait, yaitu pihak bank dan  sekolah. Pihak sekolah dan bank secara tidak langsung berperan sebagai Agent of change dalam diri remaja untuk menabung. Sekolah menyampaikannya materi menabung dan mendidik siswa memiliki pola hidup hemat dengan menabung bisa dimulai dengan penerapan dalam mata pelajaran di sekolah seperti ekonomi yaitu pemberdayaan fungsi koperasi sekolah yang mengajarkan anak untuk lebih mandiri dan lebih matang dalam konsep pengeluaran uang bagi pemenuhan hidupnya, ada juga manajemen yang mengajarkan hidup kita agar tertata lebih rapi yaitu dengan mengatur pengeluaran. Sedangkan pada pihak bank secara aktifnya mempromosikan program-program tabungan bagi pelajar, bergerak dan bertindak lebih aktif dan dinamis. Jika di jalan terdapat puskesmas keliling, perpustakaan keliling, pelayanan SIM keliling, pembayaran pajak kendaran keliling, penjual makanan dan minuman keliling demi mendapatkan konsumen. Bank diharapkan mendekatkan diri secara terbuka untuk menarik nasabah-nasabah muda yang kelak akan menjadi generasi emas bangsa. Pembukaan rekening nasabah remaja dipermudah dan praktis, dimulai dengan setoran awal untuk pembukaan rekening dengan jumlah minimal yang ditentukan bank, dengan melengkapi formulir pembukaan tabungan yang form pengisiaanya sederhana dengan lampiran kartu pelajar, serta bebas biaya administrasi.
            Adanya dukungan sekolah dan kemudahan menabung di bank, akan membuat remaja memiliki minat terhadap menabung. Pada akhirnya tercipta budaya menabung di kalangan remaja, sehingga manfaatnya dapat dirasakan remaja di masa depannya.



Penulis adalah siswa kelas XII IPS SMA Taruna Nusa Harapan